Pembuatan Dodol Pangandaran Simbol Gotong Royong Antar Warga
Kamis, 25 November 2010 08:25 WIB
Dodol merupakan makanan yang sudah terkenal di negeri ini bahkan di salah satu kota di Jawa Barat dodol menjadi salah satu makanan khas daerah.Di Pangandaran dodol sudah dikenal masyarakatnya sejak dahulu kala, ada juga yang menyebutnya dengan "Jenang".Dodol biasanya disediakan pada acara-acara adat seperti ruwatan,hajatan atau hari raya lebaran.
Pembuatan dodol biasa dilakukan oleh para pria dengan menggunakan wajan besar berdiameter ± 1.5 meter, yang diletakan diatas tungku dengan menggunakan bahan bakar dari kayu.Adapun bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan dodol pangandaran yaitu, tepung beras ketan, santan, gula merah, jahe dan irisan bawang merah serta garam sebagai penguat rasa.
Dalam tahap pembuatannya, bahan-bahan dicampur bersama dalam wajan dan dimasak dengan api sedang. Dodol yang dimasak tidak boleh dibiarkan tanpa pengawasan, karena jika dibiarkan begitu saja, maka dodol tersebut akan hangus pada bagian bawahnya dan akan membentuk kerak.
Oleh sebab itu, dalam proses pembuatannya campuran dodol harus diaduk terus menerus untuk mendapatkan hasil yang baik. Waktu pemasakan dodol kurang lebih membutuhkan waktu 4 sampai 5 jam dan jika kurang dari itu, dodol yang dimasak akan kurang enak untuk dimakan. Setelah 2 jam, pada umumnya campuran dodol tersebut akan berubah warnanya menjadi cokelat pekat.
Pada saat itu juga campuran dodol tersebut akan mendidih dan mengeluarkan gelembung-gelembung udara.
memsak dodol diperlukan 2 samapi 4 orang pria bergantian mengaduk adonan dodol, dalam tradisi masayarakat pangandaran memasak dodol mempunyai arti atau sebagai simbol gotong royong antar sesama warga.
Tetapi seiring modernisasi, tradisi seperti itu sudah jarang di temukan di kehidupan masyarakat pangandaran, selain faktor bahan baku pembuatan dodol yang mahal,efisiensi juga menjadi salah satu faktor yang menjadi perhitungan masayarakat pangandaran.
.